VistaTainment
Beranda » VistaTainment » Gejolak Cinta di Hati Prinsa Mandagie dalam Lagu Kembali Ke Aku  

Gejolak Cinta di Hati Prinsa Mandagie dalam Lagu Kembali Ke Aku  

Prinsa Mandagie merilis single Kembali Ke Aku. (Foto - Istimewa)
Prinsa Mandagie merilis single Kembali Ke Aku. (Foto - Istimewa)

JAKARTA, VISTANEWS.ID – Bagi penyanyi Prinsa Mandagie lagu bukan sekadar melodi, melainkan sebuah pernyataan hati yang mendalam. Sebuah refleksi gejolak cinta.

Berangkat dari pengalaman dan perasaan itulah lahir lagu Kembali Ke Aku, single terbarunya yang penuh emosi.

Dirilis di seluruh platform digital streaming Indonesia, karya terbaru Prinsa Mandagie ini siap menjadi soundtrack bagi mereka yang sedang berjuang menemukan kembali jati diri.

“Makna ‘Kembali Ke Aku’ itu adalah saat diri kita menyadari bahwa ternyata menghargai dan memilih diri kita sendiri terlebih dahulu adalah yang utama,” ungkap Prinsa.

Tak berhenti di sana, ia pun membeberkan bahwa lirik-lirik kuat dalam single ‘Kembali Ke Aku’ bukanlah fiksi belaka.

Sonny Pujisasono Bangun Bioskop di Pelosok, Jadikan Film Indonesia Pagar Budaya Bangsa

“Kisah ini berasal dari kesakitan di masa lalu yang pernah kehilangan diri sendiri,” tambahnya.

Untuk menggarap karya yang begitu personal ini, Prinsa Mandagie mempercayakan tangan dingin Lafa Pratomo sebagai produser. 

Kekagumannya terhadap jejak karya Lafa sebelumnya dan keyakinan bahwa Lafa dapat menerjemahkan ide serta emosinya menjadi melodi yang menyentuh menjadi alasan utama kolaborasi ini.

Dalam aransemen dan produksi, Prinsa menginginkan sebuah kesederhanaan, sebuah simplicity yang bertujuan agar pesan dan emosi lagu dapat langsung merasuk ke hati pendengar, tanpa terhalang ornamen musik yang berlebihan.

Salah satu potongan lirik ‘Kembali Ke Aku’ yang paling mengena bagi Prinsa adalah “Daripada ku kehilangan diriku, lebih baik ku kehilangan kamu.”

Malam Puncak AMI Awards 2025 akan Digelar 19 November, Tayang di Lintas Platform  

Kalimat ini secara gamblang menggambarkan dilema ketika cinta justru membuat seseorang kehilangan jati diri, di mana melepaskan terkadang menjadi cara paling bermartabat untuk memperjuangkan harga diri. (Red/KD)

Bagikan Artikel